Kamis, 18 Desember 2008

Kecemasan (ANXIETY)

kecemasan merupakan perasaan gelisah yang merupakan reaksi ketidakmampuan individu dalam mengatasi masalah dengan baik, sehingga mengganggu rasa aman dalam dirinya.

Tanda-tanda kecemasan
1. Secara fisik : Keluar keringat dingin, berdebar-debar, mukanya pucat, berbicara menjadi gagap, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, dan sesak nafas.
2. Secara psikis : Tidak mampu memusatkan perhatian, tidak berdaya, rasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri, dan tidak tentram.

Penyebab timbulnya kecemasan
:
1. Kebiasaan
Kebiasaan dalam lingkungan dapat menimbulkan kecemasan pada seseorang apabila hal tersebut bertolak belakang dengan kehendak atau menekan dirinya. Adapun faktor yang dapat menimbulkan reaksi cemas terutama pada anak adalah :
a. Imitasi (disebabkan oleh orang tua atau orang disekitarnya yang mempunyai sifat pencemas).
b. Sikap overprotected orang tua (karena anak selalu dilarang dalam melakukan sesuatu).
c. Intimidasi Terhadap anak (Ancaman orang tua terhadap anak apabila tidak menurut)
d. Pengalaman yang mengerikan
2. Kondisi yang menahun, disebabkan karena seseorang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap suatu kesalahan yang menyangkut masalah pribadi berupa pertahanan diri terhadap kondisi sosial.

Macam-macam kecemasan

1. State anxiety, muncul sebagai akibat reaksi yang dikeluarkan terhadap situasi tertentu saja.
2. Trait anxiety, bersifat menetap atau selalu ada pada diri seseorang.

Tingkat Kecemasan
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
4. Panik

Pencegahan

Penderita perlu ditunjukkan cara pemecahan masalah dengan meggunakan pemikiran yang logis sehingga adapat menimbulkan persepsi yang positif dalam pemecahan masalah pribadi. Kasih sayang dapat membantu anak untuk menambah kepercayaan diri.

Penyembuhan

1. Pendekatan perilaku
a. Systematic Desensitization (Sistim membuat peka)
b. Social Learning (Pendidikan sosial)
2. Pendekatan kognitif
Kegiatan yang diberikan oleh pembimbing atau orang tua berupa kepercayaan diri, kemampuan diri, instruksi pada diri sendiri, aktif dalam memcahkan masalah, mengadakan imajinasi terhadap sesuatu yang membahagiakan dan yang bersifat emosi.

Retardasi Mental

Retardasi mental merupakan keterbatasan fungsi intelektual seseorang yang berhubungan dengan kegiatan yang menggunakan skill (tenaga), komunikasi, dan pembawaan diri.

Ciri-ciri retardasi mental
1. Penderita mengalami keterbatasan pada fungsi intelektualnya, yang ditandai dengan sulit belajar.
2. Kesulitan dalam melaksanakan penggunaan skill (tenaga), komunikasi, dan pembawaan diri

Gangguan yang dialami oleh penderita retardasi mental antara lain :
1. Gangguan konsentrasi (perhatian)
2. Gangguan ingatan (memori terbatas)
3. Gangguan prestasi akademik
4. Gangguan bahasa, yaitu mengalami kesulitan dalam berbicara (biasanya berbicara jelas tetapi cedal)

Kriteria retardasi mental :
1. IQ kurang dari 70 (IQ normal antara 90-110). Dari IQ tersebut retardasi mental dapat diklasifikasikan :
a. Ringan dengan IQ 55-70
b. Sedang dengan IQ 40-49
c. Berat dengan IQ 25-34
d. Sangat berat dengan IQ kurang dari 20
2. Mempunyai hambatan dalam perkembangan sosial
3. Mempunyai hambatan dalam kontrol diri
4. Mempunyai hambatan dalam perkembangan secara umum
5. Mendapat gangguan pada beberapa fungsi otak

Jenis retardasi mental :
1. Mental retardation ringan atau semu (Cultural familial retardation), disebabkan oleh kondisi lingkungan
dan sosial ekonomi keluarga yang tidak mendukung.
2. Mental retardation berat, disebabkan oleh faktor genetik yang dibedakan menjadi:
a. Down syndrome, yang terdiri dari :
(1). Trisomy 21, terjadi kelebihan kromosom pada pasangan kromosom 21 yang terdiri atas tiga kromosom. Biasanya terjadi pada anak-anak yang berasal dari ibu yang mengandung pada usia kritis yaitu usia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.
(2). Mosaicism, terjadi karena adanya kegagalan dalam perkembangan sel secara sempurna sehingga menimbulkan kelebihan atau kekurangan kromosom pada tubuh.
(3). Translocation, terjadi akibat adanya pasangan kromosom yang melekat pada pasangan kromosom lainnya, sehingga menimbulakan gangguan terhadap fungsi intelektual penderitanya.
b. Phenylketonuria (PKU), kemampauan tubuh untuk mengubah phenylalanin menjadi tirosin terganggu sehingga tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan tubuh.
c. Tay Sachs Disease, terjadi pembesaran pada tengkorak sehingga menimbulkan kemunduran sistem syaraf. Penyakit ini biasa terdeteksi pada usia 6 bulan. Akibat penyakit ini penderita kehilangan kemampuan intelektual dan otot-ototnya menjadi lemah.